Elegi Menggapai Perbincangan Bilangan Prima Positif
Oleh: Nasrul Dyah Daim
Suatu hari bilangan pertama berjalan-jalan sambil melamun memikirkan hidupnya, kemudian tanpa ia sengaja ia bertemu dengan orang tua berambut putih
Bilangan pertama: Wahai orang tua berambut putih,aku ingin bertanya padamu mengapa aku tidak punya banyak teman, aku hanya memiliki seorang teman saja? Sebenarnya siapakah diriku ini?
Orang tua berambut putih:Ehmm....
Bilangan kedua: Sebentar- sebentar orang tua berambut putih, sebelum kau menjawab pertanyaan si bilangan pertama, ijinkan aku untuk bertanya pula. Wahai orang tua berambut putih,aku igin bertanya padamu mengapa aku tidak punya banyak teman, aku hanya memiliki seorang teman saja?Sebenarnya siapakah diriku ini?
Orang tua berambut putih: Ehmmm....
Bilangan ketiga: Sebentar - sebentar orang tua berambut putih, sebelum kau menjawab pertanyaan si bilangan kedua, ijinkan aku untuk bertanya pula. Wahai orang tua berambut putih,aku igin bertanya padamu mengapa aku tidak punya banyak teman, aku hanya memiliki seorang teman saja?Sebenarnya siapakah diriku ini?
Orang tua berambut putih:Ehmm....
Bilangan keempat: Sebentar - sebentar orang tua berambut putih, sebelum kau menjawab pertanyaan si bilangan ketiga, ijinkan aku untuk bertanya pula. Wahai orang tua berambut putih,aku igin bertanya padamu mengapa aku tidak punya banyak teman, aku hanya memiliki seorang teman saja?Sebenarnya siapakah diriku ini?
Bilangan kelima: Sebentar - sebentar orang tua berambut putih, sebelum kau menjawab pertanyaan si bilangan keempat, ijinkan aku untuk bertanya pula. Wahai orang tua berambut putih,aku igin bertanya padamu mengapa aku tidak punya banyak teman, aku hanya memiliki seorang teman saja?Sebenarnya siapakah diriku ini?
.
.
.
.
.
Bilangan ke-n: Sebentar - sebentar orang tua berambut putih, sebelum kau menjawab pertanyaan si bilangan ke n-1, ijinkan aku untuk bertanya pula. Wahai orang tua berambut putih,aku ingin bertanya padamu mengapa aku tidak punya banyak teman, aku hanya memiliki seorang teman saja?Sebenarnya aku juga sudah mendengar pertanyaan- pertanyaan saudara-saudaraku, dan aku ingin bertanya kepadamu lagi wahai orang tua bermabut putih. Selain aku ini merasa sendiri dan tidak banyak teman, aku juga merasa bahwa pasangan hidupku yang juga temanku itu tidak setia kepadaku, padahal aku selalu setia kepadanya. Sebenarnya siapakah diriku ini?
Orang tua berambut putih: Sudah, semua sudah mendapatkan haknya untuk bertanya? Sekarang giliranku untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian semua. Sebenarnya itulah hidup kalian “bilangan prima” yang tidak akan mendapatkan banyak teman, teman kalian hanya seorang yaitu “Satu”. Dan meskipun kalian selalu setia kepada “Satu”, kesetiaan kalian tidak akan pernah terbalas karena “Satu” mempunyai banyak pasangan di dunia ini.
Salah Satu bilangan: O..jadi kami ini dinamai bilangan prima? Wahai orang tua berambut putih, ijinkan aku bertanya mewakili saudara- saudaraku yang lain. Kami ini adalah orang-orang yang terkucilkan, terpinggirkan, apakah kami juga dapat berguna?
Orang tua berambut putih: Tentu saja kalian berguna, tidak ada yang tidak berguna di dunia ini. Akan kuungkapkan salah Satu yang membuat kalian masih ada di dunia ini, karena bilangan-bilangan yang ada sekarang ini adalah hasil hubungan diantara kalian sendiri,meskipun kemudian mereka bukan keluarga kalian.
Salah Satu bilangan: Jadi kami sangat berguna?Wah, berarti kami tidak perlu bersedih lagi karena hidup kami yang seperti ini, wahai orang tua berambut putih?Kami sangat bangga sekarang…
Orang tua berambut putih: Wahai kalian semua bilangan prima, meskipun kalian sangat dibutuhkan, janganlah kalian merasa diri kalianlah penguasa dunia ini, masih ada “Satu” yang akan mengendalikan kalian. Oleh “Satu” lah kalian menjadi istimewa dan mengagumkan. Tanpa “Satu” kalian bukanlah siapa-siapa…
Semua bilangan prima: Iya, kami akan ingat pesanmu wahai orang tua berambut putih, dan semoga kami dapat menjalankan perintah "Satu".
terima kasih…
Orang tua berambut putih: Aku akan menjadi saksi atas apa yang telah kalian katakan padaku ini, sesuai atau tidak hanya "Satu" yang menentukan......
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Ketika anda membuat elegi itu maka logos anda berusaha memahami dan menghayati bilangan prima. Itulah sebenar-benarnya logos. Tetapi ketika orang lain memuji atau mencelanya maka dengan serta merta logos anda terancam oleh mitos-mitos. Itulah hakekat logos dan mitos. Selamat atas elegi anda. Ini hanya salah satu usaha yang engkau lakukan untuk dapat mengkomunikasikan matematika dengan cara tertentu. Yang jelas anda dapat merasakan betapa anda memperoleh kebebasan berpikir dan mengekspresikan pendapat anda tanpa dibebani satu keadaanpun. Itulah salah satu perolehan belajar filsafat.
BalasHapus