Selasa, 17 Maret 2009

Filsafat dalam Perspektif Sejarah

Sejarah filsafat barat dibagi dalam empat periode yaitu:
  1. Filsafat Klasik
  2. Filsafat Abad pertengahan
  3. Filsafat modern
  4. Filsafat Kontemporer
Zaman Klasik atau lebih dikenal dengan zaman kuno meliputi zaman filsafat pra-Sokrates di Yunani.Lahirnya filsafat Yunani ini diperkirakan pada abad ke-6 SM. Tokoh-tokohnya dikenal sebagai filsuf pertama atau filsuf alam. Yang pertama kali mendapat julukan filsuf di Yunani ini adalah Thales yang kemudian kita kenal sebagai bapak filsafat. Dia mengemukakan bahwa prinsip dasar alam semesta adalah air,karena air itu dapat berubah menjadi berbagai wujud. setelah ada pernyataan tersebut, kemudian para filsuf berganti- ganti mengemukakan pendapatnya. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar alam semesta adalah sesuatu yang paling awal dan abadi. Pythagoras menyatakan bahwa hakekat alam semesta adalah bilangan, Demokritos berpendapat bahwa haskekat alam semsta adalah atom. Anaximenes menyatakan hakekat alam semesta adalah udara, sedangkan Heraklitos menjawabnya dengan api,dia berpendapat bahwa di dunia ini tidak ada yang tetap, semuanya mengalir.

Setelah zaman pra-Socrates, muncul zaman keemasan, yaitu munculnya Sokrates sebagai filsafat manusia yang perhatiannya tidak lagi pada alam tetapi pada manusia. Tokoh filsafat manusia ini adalah Socrates. Socrates ini mengajarkan tentang pencarian kebenaran. Menurutnya "yang benar dan yang baik harus dipandang sebagai nilai-nilai objektif yang dijunjung tinggi oleh semua orang."Pernyataan tersebut bertentangan dengan kaum sofis (Prothagoras),"manusia adalah ukuran untuk segala-galanya."Akibat pernyataannya tersebut, Socrates dihukum mati dengan meminum racun.

Setelah Socrates meninggal, perjuangan filsafat diteruskan oleh Plato (murid Socrates).Dalam filsafatnya, Plato mengatakan bahwa " realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yang hanya terbuka bagi panca indera dan dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita.Dunia pertama adlah dunia jasmani dan yang kedua adalah dunia ide." Pendapat Plato tersebut mendapat kritikan keras dari Aristoteles bahwa yang ada itu adalah manusia-manusia yang konkret, ide manusia tidak terdapat dalam kenyataan. Kemudian Aristoteles ini dikenal sebagai bapak logika yang selalu berpikir secara teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab akibat.

Kemudian masuk pada zaman abad pertengahan. Tokoh pada zaman ini adalah Thomas Aquino yang menekankan pada ketiadaan kompatibilitas antara iman dan ratio, namun ketiadaan kontabilitas itu bersifat psikologis semata. Ciri dari filsafat abad pertengahan adalah semata-mata bersifat keagamaan dan mengabdi pada teologi.

Lalu pada zaman modern. Pada zaman ini, banyak sekali muncul aliran-aliran dalam filsafat. Salah satu pelopor filsafat zaman modern adalah Rene Descartes. Dia merehabilitasi, mengtomisasi kembali rasio yang sebelumnya hanya menjadi budak keimanan, sehingga dia mendapat julukan bapak rasionalism, pada hakekatnya ilmu itu adalah rasional. Tetapi pada perjalananya, rasionalisme ini mendapat pertentangan dari aliran empirisme (David Hume, John Locke). Para kaum empirisme berpendapat bahwa pengetahuan hanya diperoleh dari pengalaman lewat pengamatan empiris. Tetapi pertentangan itu dapat dihentikan dengan munculnya Immanuel Kant. Immanuel Kant dapat mencari jalan tengah atau mensintesis antara rasionalisme dan empirisme yaitu mendefinisikan ilmu sebagai sintesis apriori. Oleh karena itu, Kant memperoleh banyak gelar antara lain rasional, empiris, transenden, juga intuisionism. menurut Kant, pengetahuan merupakan gabungan hasil kerja dua unsur yaitu pengalaman inderawi dan keaktifan akal. Selain dari Kant, aliran intisionism juga muncul dari Brouwer. Menurut Brouwer, dasar dari intuisionisme adalah pikiran. Brouwer mengungkapkan bahwa "tidak ada kebenaran tanpa dilakukan pembuktian".

Kekuatan pengaruh empirisme terhadap pengetahuan semakin besar setelah munculnya aliran Positivisme, Augusst Comte. Positivisme ini berpendapat bahwa satu-satunya pengetahuan yang benar adalah didasarkan pada pengalaman aktual-fisikal.Munculnya bendungan Comte di sungai positivisme ini menandai munculnya filsafat Kontemporer.

Pada perkembangannya, sejarah kemudian dibelokkan yaitu menjadi sejarah materi oleh Karl Mark, yang alirannya disebut materialisme. Aliran ini menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau alam dan dunia fisik adalah satu. Para pengikut materialisme ini kemudian menggabungkan antara sejarah dan materialisme yang dipelopori oleh Maciavelli.
Selain itu, muncul juga aliran seperti pragmatisme.Aliran ini muncul pertama di Amerika dan dipulerkan oleh John Dewey. Menurut Aliran ini, hakekat dari realitas adalah segala sesuatu yang dialami oleh manusia, berarti inti dari realitas adlah pengalaman yang dialami manusia.
Kemudian ada juga aliran hedonisme. Aliran ini bertujuan untuk menghindari kesengsaraan dan menikmati kebahagiaan sebanyak mungkin dalam kehidupan di dunia.
Lalu determinisme, yang menganggap bahwa aturanlah yang mengontrol orang lain. Aliran yang lain adalah nihilisme yang tidak mau tertimpa sifat lain, tidak mau tertimpa sifat apapun, enggan dengan aturan Tuhan, dan mengakui bahwa "diriku bebas dari segala macam aturan". Pengikut aliran ini yang terkenal adalah Sartre.

Demikianlah, sejarah perkembangan filsafat barat......

Sumber bacaan
http://www.powermathematics.blogspot.com
http://library.usu.ac.id/download/fisip-erika.pdf



Rabu, 11 Maret 2009

Refleksi Perkuliahan Pendahuluan Filsafat

Filsafat, Pertanyaan, dan ilmu
Permulaan dari filsafat adalah pertanyaan- pertanyaan. Berfilsafatlah dengan mulai bertanya. Pertanyaan- pertanyaan itu bisa muncul karena keheranan, kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan dalam memahami sesuatu. Maka dengan itu semua orang mulai berfilsafat untuk menemukan jawaban atas pertanyaan- pertanyaannya tadi. Berpikir adalah inti dari filsafat, karena filsafat itu adalah olah pikir. Olah pikir di sini tentunya tergantung batas kemampuan manusia. Jadi ilmu yang diperoleh adalah tentang sampai mana manusia bisa berpikir dan menggunakan pikirannya itu. Ilmu akan berkurang atau bertambah jika kamu berpikir tentang ada dan tiada. Sebenar- benar ilmu adalah antar tesis dan anti- tesis yang pada akhirnya akan dihasilkan sintesis. Ilmu adalah berupa kontradiksi, pertentangan. Dan semua pertentangan, ketidakharmonisan itu terangkum dalam hati. jadi untuk memperoleh ilmu pasti ada pertentangan antara hati dan pikiran. Bila hati dan pikiran dapat diselaraskan, maka ilmu yang diperoleh tentunya akan lebih bermanfaat.''Sejauh-jauh pikiranmu kendalikanlah dengan hatimu''.
Sadar adalah awal dari pengetahuanku, hal ini sejalan dengan pendapat Immanuel Kant yang mengatakan bahwa ilmu adalah sadar tentang arti..

Filsafat....
Kata filsafat berasal dari bahasa Arab 'falsafah' yang dalam bahsa Inggris dikenal dengan 'philosophy' adalah berasal dari bahsa yunani 'philosophia'. Kata philosophia sendiri terdiri dari kata philein yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan.Sehingga menurut asal katanya, filsafat berarti cinta kebijaksanaan.

Menurut Plato, filsafat adalah pengetahuan yang mencoba mencapai pengetahuan tentang kebenaran aasli.Rene Descartes mengemukakan bahwa filsafat adalah kumpulan semua pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan.Lalu menurut Aristoteles,filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu - ilmu metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan).


Area dalam filsafat
Filsafat sendiri mempunyai 3 ruang lingkup:
  1. area hakekat (ontologi)
  2. area metode (epistemologi)
  3. area manfaat (aksiologi)
Yang pertama area hakekat (ontologi). Ontologi adalah cabang filsafat mengenai sifat (wujud) atau lebih sempit lagi sifat fenomena yang ingin kita ketahui, hakekat yang Ada(being, sein) yang merupakan asumsi dasar bagi apa yang disebut sebagai kenyataan dan kebenaran. Tidak ada di bumi ini yang tidak terkena hakekat kecuali ''adalah''."Adalah " tidak dapat didefinisikan.
Kemudian yang kedua adalah area metode( epistemologi). Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode, dan batasan pengetahuan manusia yang bersangkutan dengan kriteria bagi penilaian terhadap kebenaran dan kepalsuan.
Dan yang ketiga yaitu area manfaat (aksiologi). Aksiologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai seperti estetika, etika, atau agama.

Objek filsafat
mengenai objek fisafat , yang dikatakan oleh kebanyakan orang "sepele" itu bukan berarti tiada artinya. Dari yang "sepele-sepele "ini akan didapatkan sesuatu yang sangat berguna dan berarti.
Objek dari filsafat ini bersifat intensif atau dalam, sedalam-dalamnya. Jadi untuk mempelajari filsafat ini objeknya sangat 'dalam', dan tidak ada tolak ukurnya seberapa dalamnya.Selain bersifat dalam, ternyata objek filsafat juga bersifat ekstensif atau luas,seluas-luasnya. Seperti halnya sifat intensif yang tidak ada tolak ukurnya, sifat ekstensif ini juga tidak ada toka ukurnya, seberapa luaskah objek filsafat ini. Jadi dapat disimpulkan di sini bahwa untuk mempelajari filsafat itu tidak ada batasannya, karena objeknya saja tidak ada tolak ukurnya.

Sifat Filsafat yang Radikal
Radix adalah akar, jadi filsafat yang bersifat radikal maksudnya, dalam mempelajari filsafat/ mencari pengetahuan itu harus sampai akar- akarnya, sampai tuntas.Tapi radikalitas di sini dalam pengertian sejauh akal manusia mampu menemukannya, sebab filsafat tidak akan membicarakan yang jelas berada di luar jangkauan akal budi manusia.

Filsafat adalah ilmu tentang aturan-aturan
Filsafat adalah ilmu tentang aturan. Aturan yang dimaksud di sini adalah aturan tentang ketidakteraturan tentang ketidakteraturan.Tapi dalam filsafat tidak ada aturan tentang aturan-aturan.

Socrates dan Plato
Membahas tentang filsafat tanpa membahas tokoh-tokohnya sepertinya kurang lengkap.
Socrates seorang filsuf Athena ini tidak pernah menuliskan filosofinya ataupun mempublikasikannya. Filosofinya adalah untuk mencari kebenaran. Segala macam dilakukan untuk mencari kebenaran itu, sampai-sampai ia mempertanyakan tentang Tuhan guna untuk mencari kebenaran tentang Tuhan itu sendiri.Maka ''aku yang sedang bertanya inilah kepastianku', kata Socrates.''Ide adalah pertanyaan''
Yang berikutnya yaitu Plato.Plato adalah filsuf Athena juga, yang terkenal dengan 'ide'nya. Idea adalah merupakan inti dasar dari seluruh filsafat Plato. Mengenai ilmu, Plato mempunyai pemikiran bahwa ilmu itu sebenarnya sudah ada dalam pikiran kita masing-masing, jadi maksimal atau tidak ilmu yang dipunyai tergantung bagaimana ilmu yang ada itu dipikirkan dan diolah...

Sumber bacaan
http://www.powermathematic.blogspot.com
Surajiyo.2007.Ilmu Filsafat Suatu Pengantar.Jakarta:Bumi Aksara