Kamis, 18 Juni 2009

Elegi: Usaha Guru Memperbincangkan Pembelajaran Matematika

Matematika: Hai guru kenapa engkau? Perkenalkan aku matematika. Aku akan selalu hadir untuk kalian yang membutuhkanku.
Guru: Hai matematika. Perkenalkan aku guru, aku akan selalu ada untuk murid-muridku. Iya, aku sedang gelisah, wahai matematika.
Matematika: Kenapa engkau gelisah, apakah engkau mau bercerita kepadaku?
Guru: Bagaimana ya…Aku bingung harus mulai cerita dari mana. Sebenarnya aku gelisah karena memikirkanmu, matematika.
Matematika: Apa yang engkau pikirkan tentang aku sehingga engkau enjadi gelisah?
Guru: Aku adalah guru yang akan membelajarkan matematika kepada murid-muridku, tapi aku bingung aku harus bagaimana membelajarknnya kepada mereka.
Matematika: Wahai guru janganlah engkau bingung dan gelisah. Aku mempunyai banyak teman, agar murid-muridmu bisa mempelajari apa yang ada pada diriku seperti yang engkau inginkan. Tenang saja, wahai guru…
Guru: Benarkah demikian wahai matematika? Oh,,terimakasih. Aku merasa lega sekarang. Tapi siapakah teman-temanmu itu wahai matematika?
Matematika: Wahai teman-temanku semua, kemarilah! Ada seorang guru yang ingin membelajarkan diriku kepada murid-muridnya. Maka bantulah ia!
Teman-teman matematika dating satu per satu
Kurikulum: Hai? Perkenalkan aku kurikulum.. Aku adalah aturan yang dibuat sebagai acuan guru seperti engkau yang ingin membelajarkan matematika kepada murid-muridmu.
Guru: Hai juga kurikulum..Aku belum mengerti appa yang engakau maksud dengan aturan sebagai acuan diriku dalam membeajarkan matematika?jelaskan padaku.
Kurikulum: Begini guru, dalam diri matematika itu semuanya saling terkait dan tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya, sehingga harus ada aturan yang mengatur bagian matematika mana yang harus dipelajari dulu dan mana yang dipelajari belakangan. Setiap bagian matematika itu juga disesuaikan dengan umur daripada murid-murid yang hendak engkau ajar. Apakah engkau sudah mengerti tentang diriku?
Guru: Berarti bila aku ingin mengajar di sekolah menengah pertama, bagian matematika yang aku harus ajarkan berbeda dengan bila aku mengajar di sekolah dasar?
Kurikulum: Iya. Tentu saja berbeda. Meskipun berbeda, tapi tetap ada kaitannya, seperti yang telah aku ungkap bahwa bagian matematika itu tidak terputus, saling terkait.
Guru: Nah, sekarang setelah aku mengetahui bagian matematika yang harus aku ajarkan, kemudian bagaimana aku mengajarkannya? Apakah semua itu harus aku ajarkan sekaligus?
Matematika: Wahai silabus, kemarilah mendekat pada kami…
Silabus: Hallo…namaku silabus. Aku ada untuk menjadi acuan, kapan bagian matematika harus diajarkan. Aku telah mendengar percakapan kalian. Begini guru, bagian matematika itu masih bisa dirinci lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Materi ajar: Benar guru. Akulah bagian dari bagian matematika yang silabus katakan. Maafkan aku semua, aku lagsung menyambung pembicaraan kalian dan kepadamu silabus, maafkanlah karena aku telah menyela perkataanmu. O iya, perkenalkan aku materi ajar.
Silabus: Tidak sopan engkau materi ajar, tapi ya sudahlah aku maafkan. Aku ini terbentuk dari berbagai macam makhluk, salah satunya ya materi ajar tadi. Selain materi ajar ada juga Standar Kompetensi yang sedang duduk itu(sambil menunjuk pada SK,panggilan bagi Standar Kompetensi) juga ada Kompetensi Dasar (sambil mencari di mana KD, panggilan bagi Kompetensi Dasar, yang tidak jua ia temukan), kemudian Indikator,mana Indikator? dan masih banyak lagi. Lihatlah diriku di sekolah-sekolah, aku pasti ada di sana.
Guru: Kemudian siapakah Standar Kompetensi?
Standar Kompetensi: Aku telah mendengar pembicaraan kalian. Perkenalkan, aku Standar Kompetensi. Aku ada untuk memberitahukan standar apa saja yang harus dipenuhi dalam mempelajari bagian matematika.
Guru: Berarti engkau itu sangat banyak ya? Bagaimana aku bisa tahu bahwa itu adalah engkau untuk bagian matematika tertentu?
Standar Kompetensi: Tentu saja. Aku ini sangat banyak sekali. Setiap bagian matematika pasti terdapat aku. Bagaimana engkau mengetahui diriku? Aku ini telah diatur dalam peraturan pemerintah tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jadi, jika engkau ingin mengetahui diriku, lihatlah dalam peraturan tersebut.
Kompetensi Dasar: Perkenalkan aku kompetensi dasar, aku menunjukkan hal apa saja yang akan didapatkan murid-muridmu setelah mempelajari materi ajar.
Indikator: Perkenalkan aku indikator, aku menunjukkan hal-hal apa saja yang ingin dicapai setelah kegiatan berakhir.
Guru: Jadi dirimu itu sangat banyak, tergantung dengan kompetensi dasar?
Kegiatan Pembelajaran: Perkenalkan aku kegiatan pembelajaran. Aku menunjukkan kegiatan apa yang akan engkau lakukan untuk menyampaikan materi kepada muridmu agar mereka mencapai indikator.
Penilaian: Perkenalkan aku penilaian, aku menunjukkan bagaimana engkau akan menilai hasil belajar murid-muridmu.
Alokasi waktu: Perkenalkan aku alokasi waktu, aku menunjukkan berapa lama( berapa kali pertemuan), materi akan engkau disampaikan.
Sumber Belajar: Perkenalkan aku sumber belajar, aku menunjukkan apa saja yang digunakan guru seperti engkau itu untuk belajar bersama murid-muridmu.
Guru: O..jadi begitu.Kemudian setelah aku mengetahui kalian semua adakah yang belum aku ketahui?
Matematika: Wahai guru, apakah dalam membelajaran diriku engkau tidak mempersiapkan apa yang hendak engkau berikan kepad murid-muridmu?
Guru: Tentu saja, aku harus mempersiapkannya. O iya, tapi apa yang harus aku siapkan?
RPP: Aku telah mendengar semua keluhanmu, wahai guru. Perkenalkan, aku RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran), aku ada untuk membantu guru seperti engkau merencanakan apa yang hendak engkau berikan kepada murid-muridmu
Guru: Bagaimana aku harus menyusun dirimu itu? Apakah engkau hanya terdiri dari satu unsur saja?
RPP: Aku adalah rencana, maka apa yang hendak engkau lakukan di kelasmu besok, harus engkau katakan kepadaku.
Guru: Wahai RPP, apa saja yang harus aku katakana kepadamu? Aku saja belum tahu siapakah dirimu sebenarnya.
RPP: Aku katakana sekali lagi, aku adalah rencana, maka apa yang hendak engkau lakukan di kelasmu besok harus engkau katakana kepadaku. Terserah dirimu, apa yang ingin engkau katakan kepadaku. Yang terpenting yang harus engkau katakan kepadaku adalah tentang bagaimana engkau akan membelajarkan materi ajar kepada murid-muridmu. Kegiatan apa saja yang akan engkau dan muridmu lakukan itulah yang harus engkau katakan kepadaku, disamping yang lainnya yang juga perlu engkau katkan kepadaku.
Guru: Apakah yang engkau maksud dengan yang lainnya itu? Maka benarlah diriku ini belum paham dan kenal dengan dirimu itu.
RPP: Ya, baiklah aku akan mengungkap siapakah diriku ini sebenarnya, agar guru seperti engkau ini kenal dengan diriku. Aku terbentuk dari berbagai macam makhluk. Dalam diriku ada si Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, Indikator, Tujuan pembelajaran, Materi ajar, metode pembelajaran, skenario pembelajaran, Sumber dan media belajar, serta Penilaian disarming ada juga nama sekolah, mata pelajaran, kelas, juga semester dan alokasi waktu. Akan kupanggilkan mereka semua untuk dapat memperkenalkan diri kepada dirimu, agar dirimu juga mengenal mereka.
Guru: Baiklah…Aku akan mendengarkan perkenalan mereka kepada diriku.
RPP: Wahai saudara-saudaraku sekalian kemarilah, guru ini ingin mengenal kalian.
Nama Sekolah: Perkenalkan aku nama sekolah. Aku dibutuhkan untuk mengetahui RPP ini digunakan oleh siapa, dalam hal ini sekolahnya yang dperhatikan.
Mata pelajaran: Wahai guru aku adalah mata pelajaran, aku menunjukkan RPP ini adalah RPP pelajaran apa, dalam hal ini Aku adalah Matematika.
Kelas: Aku adalah kelas. Aku menunjukkan untuk kelas berapa RPP ini digunakan.
Semester: Dan aku adalah semester, aku dihitung setiap enam bulan sekali, jadi aku cuma ada dua yaitu gasal/ganjil dan genap. Aku menunjukkan untuk semester berapa RPP digunakan.
Standar Kompetensi: Aku telah mendengar pembicaraan kalian. Perkenalkan, aku Standar Kompetensi. Aku ada untuk memberitahukan standar apa saja yang harus dipenuhi dalam mempelajari bagian matematika.
Kompetensi Dasar: Perkenalkan aku kompetensi dasar, aku menunjukkan hal apa saja yang akan didapatkan murid-muridmu setelah mempelajari materi ajar.
Indikator: Perkenalkan aku indikator, aku menunjukkan hal-hal apa saja yang ingin dicapai setelah kegiatan berakhir.
Alokasi Waktu: Perkenalkan aku alokasi waktu, aku menunjukkan berapa lama( berapa kali pertemuan), materi akan disampaikan.
Tujuan Pembelajaran: Perkenalkan aku tujuan pembelajaran, aku tidak seperti teman-temanku yang sebelumnya, yang telah engkau temui di silabus. Kita mungkin hanya bertemu
Materi Ajar: Perkenalkan, aku meteri ajar. Aku adalah bahan yang hendak engkau berikan juga ajarkan kepada murid-muridmu.
Metode Pembelajaran: Perkenalkan, aku metode pembelajaran. Aku menunjukkan metode yang seperti apa yang engkau gunakan untuk menyampaikan materi ajar.
Skenario Pembelajaran: Perkenalkan aku skenario pembelajaran. Aku ada untuk menjadi pedoman, apa saja yang akan dilakukan guru beserta muridnya dalam kelas.
Sumber dan media belajar: Perkenalkan aku sumber belajar, aku menunjukkan apa saja yang digunakan guru seperti engkau itu untuk belajar bersama murid-muridmu.
Penilaian: Perkenalkan aku penilaian, aku menunjukkan bagaimana engkau akan menilai hasil belajar murid-muridmu, dari teknik engkau menilai, bentuk instrumennya dll.
Guru: Wahai RPP, berarti dirimu ini sangat banyak. Setiap sekolah memiliki dirimu yang berbeda-beda untuk setiap hal yang mementuk dirimu. Kemudian bolehkah aku bertanya dengan saudara-saudaramu itu wahai RPP?
RPP: Engkau benar guru, aku tak terhitung banyaknya, setiap aku akan berbeda-beda. Iya, tentu saja boleh. Kenapa aku menghadirkan mereka di sini kalau tidak boleh engkau tanyai? Mereka hadir disini untuk engkau, maka silakan engkau bertanya pada mereka agar engkau dapat lebih mengenal mereka kemudian akan mengenal diriku pula.
Guru: Baiklah, terimakasih RPP. Pertama, aku ingin bertanya kepada yang telah aku temui sebelumnya, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Alokasi Waktu, Materi Ajar, Sumber dan media belajar, Penilaian. Apakah kalian semua sama dengan yang aku temui tadi?
Standar Kompetensi: Menjawab pertanyaanmu itu, jawabanku adalah aku akan selalu sama di setiap silabus dan RPP, karena pembentukan RPP itu juga berpedoman pada silabus. Jadi janganlah heran, bila engkau akan sering bertemu dengan diriku.
Kompetensi Dasar: Menjawab pertanyaanmu itu, jawabanku adalah aku akan selalu sama di setiap silabus dan RPP, karena pembentukan RPP itu juga berpedoman pada silabus. Jadi janganlah heran, bila engkau akan sering bertemu dengan diriku.
Indikator: Menjawab pertanyaanmu itu, jawabanku adalah aku akan selalu sama di setiap silabus dan RPP, karena pembentukan RPP itu juga berpedoman pada silabus. Jadi janganlah heran, bila engkau akan sering bertemu dengan diriku.
Alokasi Waktu: Menjawab pertanyaanmu itu, jawabanku adalah aku akan selalu sama di setiap silabus dan RPP, karena pembentukan RPP itu juga berpedoman pada silabus. Jadi janganlah heran, bila engkau akan sering bertemu dengan diriku. Meski ada juga aku digabung untuk beberapa pertemuan.
Materi Ajar: Menjawab pertanyaanmu itu, jawabanku adalah aku akan selalu sama di setiap silabus dan RPP, karena pembentukan RPP itu juga berpedoman pada silabus. Jadi janganlah heran, bila engkau akan sering bertemu dengan diriku.
Sumber dan media belajar: Menjawab pertanyaanmu itu, jawabanku adalah aku akan selalu sama di setiap silabus dan RPP, karena pembentukan RPP itu juga berpedoman pada silabus. Jadi janganlah heran, bila engkau akan sering bertemu dengan diriku. Kemudian mengenai aku media belajar, engkau dapat menggunakan aku yang terserah kepadamu., bisa papan tulis, LKS ataupun media lainnya, alat peraga juga merupakan media pembelajaran bagimu juga murid-muridmu.
Penilaian: Menjawab pertanyaanmu itu, jawabanku adalah aku akan selalu sama di setiap silabus dan RPP, karena pembentukan RPP itu juga berpedoman pada silabus. Jadi janganlah heran, bila engkau akan sering bertemu dengan diriku.
Guru: Jadi kalian ini adalah sama tho? Ya….. ya….ya….Kemudian aku ingin bertanya kepada Tujuan Pembelajaran. Wahai Tujuan Pembelajaran bagaimana cara merumuskan dirimu?
Tujuan Pembelajaran: Sepereti yang telah aku ungkap sebelumnya, aku ada untuk mengetahui apa yang engkau harapkan pada murid-muridmmu setelah engkau mengadakan kegiatan pembelajaran. Maka untu merumuskan diriku engkau hanya harus berpedoman pada si indikator itu.
Guru: Jadi aku bila ingin mengenal dirimu, aku harus mengenal si indicator?
Tujuan Pembelajaran: Benar guru, karena ini adalah dua orang kembar tapi tidak identik,kami berbeda.
Guru: Ya…ya…ya…aku mengerti. Lalu….oh iya, itu siapa yang ada di belakang materi ajar itu?
Materi ajar: Ini? Ini Metode Pembelajaran, bukankah tadi juga sudah perkenalan?
Guru: Iya,,tapi aku lupa,maklum sudah semakin tua….
Semua tertawa mendengar perkataan si guru.
Metode Pembelajaran: Membicarakan aku ya? Bukankah kita tadi sudah berkenalan, wahai guru. Engkau melupakan aku? Wah sungguh terlalu,,,
Semua tertawa mendengar ucapan metode pambelajaran yang berkata dengan gaya bicara yang dibuat-buat (seperti yang di sinetron-sinetron itu).
Guru: Maafkan aku metode pembelajaran, kini aku sedang mencoba mengingat dirimu. Kau itu yang………(agak berpikir). Yang….digunakan guru seperti aku mau bagaimana kegiatan kepada murid-murid agar materi ajar dapat diterima oleh semua murid dan agar situasi belajar tidak membosankan. Benar?
Metode Pembelajaran: Benar, berarti engkau telah mengenal diirku. Engkau dapat mengungkapkan diriku dengan tidak sama dengan yang aku katakana kepadamu. Bagus guru, itulah yang benar dari dirimu, tidak harus sama tetapi sesuai…
Guru: Ehmmm…okey. Sekarang aku ingin bertanya kepadamu, karena meskipun begitu aku hanya manusia biasa yang tahu karena bertanya.
Metode Pembelajaran: Baiklah kalau begitu. Apa yang hendak ingin engkau tanyakan?
Guru: Simpel saja. Aku hanya ingin tahu, apakah engkau itu sangat banyak? Aku bertanya seperti itu karena aku pernah dengar ada orang yang mengatakan bahwa Metode Pembelajaran itu sangat banyak. Benarkah demikian? Mumpung yang bersangkutan ada di hadapku.
Metode Pembelajaran: Benar sekali. Orang-orang itu berkata benar. Tapi apakah mereka juga membicarakan siapa sajakah diriku yang banyak itu?
Guru: Akungnya tidak. Mereka juga sama seperti aku tidak mengetahui yang banyak dari dirimu. Maka pertanyaanku selanjutnya, sebenarnya siapa sajakah dirimu yang mereka katakana banyak itu, wahai Metode Pembelajaran?
Metode Pembelajaran: Baiklah, sebenarnya aku ingin semua orang tahu siapa sajakah aku ini, khususnya bag para guru sepertimu agar mereka mengenal diriku. Tapi yang aku akungkan, mereka tidak pernah bertanya ataupun berusaha mencari tahu diriku kalau belum terpaksa atau tidak berkepentingan denganku. Maka pada kesempatan kali ini, aku ingin mengungkap yang ada pada diriku, termasuk yang belum banyak orang ketahui agar mereka mengenal diriku.
Metode Pembelajaran: Pertama-tama, aku ingin mengungkap siapa yang banyak dari diriku. Yang banyak itu antara lain Ceramah, Ekspositori, Demonstrasi, Drill dan latihan, Tanya jawab, Penemuan/Discovery, dan Inkuiri, juga ada Game/Permainan, serta Pemberian tugas.
Untuk lebih dapat mengenal siapa mereka, nanti mereka akan memperkenalkan diri padamu. Kemudian yang kedua, dalam diriku ini juga ada makhluk lain yang meghuni yaitu Model pembelajaran dan juga pendekatan pembelajaran. Yang perlu engkau ingat, bahwa meskipun mereka ada dalam diriku, aku bukan mereka dan mereka buka aku, kami semua sangat berbeda. Mereka yang ada pada diriku juga akan memperkenalkan diri, bila engkau ingin mengenal mereka tanyakan sendiri pada mereka, karena rasanya tidak eetis jika diriku yang mengungkapkan mereka, mungkin juga mereka akan tersinggung, sekarang ini banyak orang yang mudah tersinggung hanya karena sebuah kata, untuk itu, berhati-hatilah dalam berbicara. Sekarang aku akan panggilkan yang banyak dari diriku tadi, supaya engkau dapat mengenalnya pula.
Metode Pembelajaran: Ayo Ceramah, Ekspositori, Demonstrasi, Drill dan latihan, Tanya jawab, Penemuan/Discovery, Inkuiri, Game/Permainan, serta Pemberian tugas kemarilah, ada guru yang ingin mengenal kalian semua.
Ceramah, Ekspositori, Demonstrasi, Drill dan latihan, Tanya jawab, Penemuan/Discovery, Inkuiri, Game/Permainan, serta Pemberian tugas bergegas menghampiri Metode pembelajaran untuk memenuhi panggilan.
Ceramah: Aku mewakili saudara-saudaraku ini, ada apakah ini wahai metode pembelajaran engkau memanggil kami semua secara bersama-sama, biasanya kan hanya salah satu dari kami saja yang engkau panggil?
Metode Pembelajaran: Kali ini berbeda, ini adalah pertemuan khusus, jadi semua harus berkumpul. Kali ini, aku persilakan kalian semua memperkenalkan diri kalian kepada guru ini, sebab ia ingin mengenal kalian.
Ceramah, Ekspositori, Demonstrasi, Drill dan latihan, Tanya jawab, Penemuan/Discovery, Inkuiri, Game/Permainan, serta Pemberian tugas: Oooooo……(serempak).
Ceramah: Perkenalkan aku metode pembelajaran, namaku ceramah, aku banyak digunakan oleh guru seperti engkau. Dalam kelasku, engkau dapat mendominasi kelasmu, murid-muridmu mungkin akan sedikit sekali melakukan kegiatan. Dalam kelasku, engkau hanya harus menjelaskan kepada murid-muridmu apa yang engkau ingin engkau jelaskan, murid-muridmu hanya harus mendengarkan dan juga mencatat apa yang engkau jelaskan. Begitulah aku…
Ekspositori: Perkenalkan aku metode pembelajaran, namaku ekspositori, aku adalah ceramahnya matematika. Maksudku, aku berbeda dengan ceramah, tapi aku mirip dengan ceramah. Aku banyak juga digunakan oleh guru seperti dirimu, khususnya guru matematika. Oleh karena itu, aku biasa disebut sebagai ceramahnya matematika. Dalam kelasku, engkau bisa mendominasi kelasmu, tapi dominasimu tidak seperti saat engkau bersama ceramah. Engkau dapat memberi kegiatan kepada murid-muridmu, misalnya mengerjakan soal kemudian dikerjakan di papan tulis, atau murid-murid dapat saling bertanya tentang materi ajar yang kurang jelas atau murid dapat diajak mengerjakan bersama soal-soal.
Demonstrasi: Perkenalkan aku metode pembelajaran, namaku demonstrasi. Di kelasku, murid-muridmu dapat beraktivitas bersama dirimu pula. Dengan diriku engkau harus dapat menonjolkan kemampuanmu dalam menggunakan alat, membuktikan teorema, menurunkan rumus, juga dalam menyelesaikan soal-soal cerita. Setelah kegiatan selesai, engkau juga dapat membicarakan kegiatan hari ini bersama murid-muridmu. Selain dirimu, aku juga dapat dilakukan oleh murid-muridmu.
Drill dan latihan: Perkenalkan kami metode pembelajaran, nama kami drill dan latihan. Sering kami ini dianggap sama, tetapi sebenarnya kami ini berbeda.
Drill: Perkenalkan aku metode pembelajaran, namaku drill. Dalam kelasku, engkau dapat membuat murid-muridmu cepat dan hafal dalam fakta-fakta matematika, misalkan dalam berhitung.
Latihan: Perkenalkan aku metode pembelajaran, namaku latihan. Dalam kelasku, murid-muridmu akan terampil dalam mengerjakan soal-soal yang prosedurnya telah mereka pahami.
Drill dan latihan: Wahai guru, engkau boleh menggunakan salah satu dari kami, tetapi engkau juga bisa menggunakan kami bersama-sama.
Tanya jawab: Perkenalkan aku metode pembelajaran, namaku tanya jawab. Dalam kelasku, murid-muridmu dapat ikut berpatisipasi mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan yang engkau atau temannya kemukakan. Engkau dalam bertanya hendaknya bukan bertanya karena engkau telah tahu, tapi berpura-puralah engkau belum tahu atau sengaja membuat kesalahan untuk memberi kesempatan kepada murid-muridmu mengemukakan pendapat mereka, mendemonstrasikan hasil pemikirannya di depan kelas atau memperlihatkan karyanya.
Penemuan/ Discovery: Perkenalkan aku metode pembelajaran, namaku discovery atau dikenal juga dengan penemuan. Dalam kelasku, engkau dapat mengaktifkan murid-muridmu untuk ikut berpartisipasi dalam menemukan sesuatu,sesuatu yang baru bagi mereka meski bukan benar-benar baru, rumus umum misalnya. Disini engkau hanya fasilitator saja, murid-muridmulah yang bekerja. Aku dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil.
Inkuiri: Perkenalkan aku metode pembelajaran, namaku inkuiri. Dalam kelasku, murid-muridmu dapat menemukan sesuatu yang baru, tapi telah engkau ketahui sebelumnya. Engkau hanya mengarahkan saja, membimbing, memberikan data / informasi yang diperlukan murid-muridmu. Aku dilakukan oleh murid-muridmu, agar mereka dapat belajar menstransfer/ menerapkan apa yang telah ditemukannya ke dalam situasi lain, menggeneralisasi situasi khusus agar dapat digunakan dalam situasi yang lebih umum. Aku dapat dilakukan untuk mengajarkan tiap topik.
Game /permainan: Perkenalkan aku metode pembelajaran, namaku permainan atau lebih dikenal sebagai game. Dalam kelasku, engkau dapat memberikan materi ajar kepada murid-muridmu dengan cara bemain-main. Engkau hanya harus mengarahkan cara bermain mereka agar tujuan tercapai,agar materi yang engkau sampaikan dapat mereka terima.
Pemberian tugas: Perkenalkan aku metode pembelajaran, namaku pemberian tugas, biasanya aku hanya disebut metode tugas. Dalam kelasku, engkau dapat memberikan pekerjaan rumah. Ini dimaksudkan agar murid-muirdmu dapat terampil dalam mengerjakan soal-soal. Aku dapat engkau berikan kepada murid-muridmu berupa soal-soal latihan atau murid-muridmu engkau minta mempelajari materi ajar sendiri, sebelum dibahas bersama di kelasmu.
Metode Pembelajaran: Wahai guru, apakah engkau sudah lebih menenal diriku?
Guru: Setelah mendengar perkenalan mereka semua, aku mulai bisa mengerti dan mengenal dirimu, meski aku juga langsung hafal semua dirimu itu. Perkenankanlah aku untuk belajar lagi, agar aku bisa lebih mengenal dirimu.
Metode Pembelajaran: Adakah yang igin engkau tanyakan kepada mereka semua sebelum mereka pergi?
Guru: Mungkin lain kali saja, bila aku telah masuk ke kelasku bersam murid-muridku besok, mungkin aku perlu bertanya, tapi untu sekarang aku tidak ingin bertanya, cukuplah bagiku perkenalan mereka.
Metode Pembelajaran: Kalau begitu aku cukupkan sekian dulu, perkenalan dariku.O iya, aku belum memperkenalkan saudaraku yang dua.
Metode pembelajaran: Model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran kemarilah.
Metode pembelajaran dan pendekatan pembelajaran mendekat
Model pembelajaran: Pendekatan pembelajaran aku dulu ya…Untuk menyingkat waktu, aku akan langsung memperkenalkan diri. Perkenalkan aku model pembelajaran. Aku ada untuk agar materi ajar dapat dipahami oleh siswa. Untuk dapat mengenal diriku, akan kupersilakan saudara-saudaraku untuk memperkenalkan diri mereka.
Model pembelajaran: Klasikal, Individual, Kooperatif kemarilah!
Klasikal, Individual, Kooperatif: ada apa gerangan engkau memanggil kami whai saudaraku model pembelajaran?
Model pembelajaran: Guru ini ingin mengetahui dan mengenal keluarga kita, maka perkenalkanlah diri kalian!
Klasikal: Okey…Aku, perkenalkan aku model pembelajaran,namaku klasikal. Tentu engkau telah mengenal diriku, bukan? Aku telah banyak orang gunakan sejak zaman dahulu. Dan tentu engkau telah mengetahui desas-desus bahwa engkau di kelas dapat menentukan segalanya, kegiatan yang harus dilakukan siswa, materi yang ingin engkau berikan, dan lain sebagainya, tanpa tahu keinginan muridmu bagimana. Di kelasku, engkau dapat memperlakukan murid-muridmu sama, karena di kelas ini, telah diasumsikan bahwa yang dimiliki semua muridmu adalah sama, dan bila engkau mau mengetahui keceptan belajar mereka, engkau hanya harus melihatnya secara umum saja.
Individual: Perkenalkan aku model pembelajaran,namaku individual. Di kelasku, murid-muridmu akan mendapakan apa yang tidak mereka dapatkan di kelas klasikal, misalnya waktu, tempat, dan juga kapan mereka siap untuk menempuh ujian. Di kelasku, muridmu akan belajar sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing, tanpa memperhatikan kemampuan temannya. Belajarnya pun akan menjadi tuntas, karena pada saat ujian, mereka telah siap dari dirinya. Di sini, engkau harus lebih memperhatikan mereka secara individu.
Kooperatif: Perkenalkan aku model pembelajaran, namaku kooperaif. Di kelasku, murid-muridmu biarkan bekerja dalam kelompok kecil, mendiskusikan suatu permaslahan, menyelesaikan permasalahan bersama. Berikanlah mereka kesempatan untuk saling berbicara antar murid dalam satu kelompok kecil tersebut, jangan biarkan dalam satu kelompok tidak ada komunikasi atau pekerjaan dikerjakan sendiri-sendiri. Tanggung jawab masing-masing anggota kelompok adalah sama, yaitu evaluasi secara individu.
Model pembelajaran: Nah itu tadi perkenalan dari saudara-saudaraku, ada yang engkau ingin tanyakan kepada mereka?
Guru: Ya, aku ingin bertanya kepada kooperatif. Hai kooperatif, aku telah mendengar dan menyimak perkenalanmu, sepertinya sangat menarik sekali, tapi apakah hanya bekerja dalam kelompok saja, tidak ada yang menarik begitu?
Kooperatif: Tentu saja bukan anya bekerja dalam kelompok saja, bila kau ingin mengenalku lebih jauh lagi, biarkan aku memanggil teman-temanku, agar engkau juga dapat bertanya pada mereka. Mungkin teman-temanku yang akan datang kemari tidak semua, hanya sebagian saja.
Kooperatif: Teman-temanku kemarilah!
STAD, Jigsaw, TGT, dan NHT datang.
STAD, Jigsaw, TGT, dan NHT: Ada yang bisa kami bantu? (serempak)
Kooperatif: Ini, ada guru yang ingin mengenal kita lebih dalam, maka perkenalkanlah diri kalian satu per satu.
STAD: Baiklah, aku tipe kooperatif, namaku Student Team-Achievement Division atau lebih dikenal dengan STAD. Di sini, engkau terlebih dahulu menyampaikan materi kepada murid-muridmu secara keseluruhan, agar mereka mendapat gambaran terhadap materi. Setelah itu, engkau berikan tes individu tentang materi itu yang masih relatif umum, denagn bentuk jawaban singkat. Dari hasil tes buatlah peringkat dari teratas smpa ke bawah, peringkat ini digunakan untuk mebagi kelompok.
Guru: STAD, pembagian kelompoknya dari peringkat teratas sampai ke bawah hanya diurutkan begitu saja?
STAD: Sabar guru, baru akan aku jelaskan. Kemampuan setiap anggota dalam satu kelompok harus dibuat berbeda agar adil dan merata. Kemudian berikan soal yang harus dikerjakan dalam kelompok, dan soalnya lebih mendalam daripada tes awal. Setelah itu, berikan kuis individu. Skor individu diakumulasi dengan individu dalam kelompoknya. Bila ada penghargaan, berikan pada kelompok yang paling banyak skornya.
STAD: Ada yang ditanyakan lagi?
Guru: Tidak ada, cukup jelas.
Jigsaw: Perkenalkan aku tipe kooperatif, namaku Jigsaw. Dalam kelasku, murid-muridmu bagilah ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 murid dengan kemampuan beragam, kelompok ini di sebut kelompok asal. Tiap kelompok berikan soal yang beragam tetapi setara, satu murid satu topik, murid dengan topic sama, berkelompok dan mendisusikan topiknya tersebut, kelompok dengan topik sama ini disebut kelompok ahli. Setelah diskusi kelompok ahli selesai, anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok asal yang lain tentang topik yang baru dia pelajari bersama dalam kelompok ahli.
Jigsaw: Begitulah perkenalanku, ada yang engkau ingin tahu?
Guru: Bagaimana dengan penilaiannya?
Jigsaw: Evaluasi dilakukan kepada tiap individu, ada lagi?
Guru: Itu dulu. Yang lain mana?
TGT: Iya, aku disini…Perkenalkan aku tipe kooperatif, namaku Teams Game Tournament atau lebih dikenal dengan TGT. Dalam kelasku, pertama-tama engkau harus memberikan materi secara umum, setelah itu diberikan tes awal untuk mengetahui pemahaman murid-muridmu, kemudian rankinglah hasilnya. Dari rangking dibentuk kelompok, yang tiap anggta kelompok mempunyai kemampuan berbeda. Berikan soal yang dipandu dengan LKS kepada tiap kelompok.
Guru: Tournamennya dimana?
TGT: Sebentar, biar aku lanjutkan. Setelah diberikan soal, biarkan mereka berdiskusi dengan kelompoknya. Kemudian, berikan kuis individu yang skornya diakumulasi dengan skor kelompok. Nah ini tournamentnya,, Dalam tournament ini, murid maju ke meja pertandingan, setiap meja terdiri dari seorang murid (yang mempunyai kemampuan sama) dari tiap kelompok. Aturan main, terserah engkau. Skor tournament akan diakumulasi dengan skor kelompok. Kelompok dengan skor tertinggi akan mendapat penghargaan dan gelar “ Super Team”, “ Great Team”utuk juara II dan “Good Team”untuk juara III.
NHT: Nah, sekarang giliranku,,,Perkenalkan aku tipe kooperatif, namaku Number Head Together atau lebih dikenal dengan NHT. Di kelasku, engkau harus menyampaikan materi pembelajaran, kemudian berikan kuis untuk mendapatkan skor awal. Bagilah murid-muridmu ke dalam beberapa kelompok (4-5 murid), setiap anggota kelompok berikan nomor. Lalu, engkau mengajukan permaslahan yang harus didiskusian oleh mereka dalam kelompok, kemudian engkau menunjuk salah satu dari mereka melalui nomor yang engkau bagikan. Untuk mengetahui skor akhir(terkini), berikan kuis secara individu. Kelompok dengan peningkatan skor (skor awal ke skor akhir)terbesar berikanlah penghargaan.
Model pembelajaran: Begitulah perkenalan sedikit dari teman-temanku, semoga engkau puas.
Guru: Okey…terima kasih semuanya.
Pendekatan pembelajaran: Hey, aku belum memperkenalkan diri.
Metode pembelajaran: Oh, pendekatan maafkanlah aku, aku lupa. Baikalah silakan memperkenalkan dirimu sendiri.
Pendekatan pembelajaran: Perkenalkan aku pendekatan pembelajaran. Aku adalah cara untuk membentuk pemahaman murid yang engkau ajar. Untuk lebih dapat mengenal diriku, akan aku perkenalkan sedikit bagian dari diriku. Ini dia, silakan….
Konstruktivisme: Perkenalkan aku pendekatan pembelajaran, namaku konstruktivisme. Aku didasarkan pada paham Piaget. Dalam kelasku, murid-muridmu akan diberdayakan oleh pengetahuan dalam diri mereka, mereka dapat saling bertukar strategi dan penyelesaian, saling berdebat dalam menemukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu masalah. Engkau hanya mengarahkan murid-muridmu untuk membentuk (mengkonstruksi) pengetahuan matematika sehingga diperoleh struktur matematika, engkau juga memberikan pertanyaan-pertanyaan kembali, pertanyaan yang menanantang siswa untuk berpikir lebih lanjut yang dapat mendorong mereka sehingga penguasaan konsepnya semakin kuat.
Guru: Yang terpenting disini adalah bahwa murid-muridku harus dapat membentuk pengetahuan matematika yang telah mereka peroleh menjadi struktur matematika yang baik?
Konstruktivisme: Memang intinya seperti itu.
Pemecahan masalah: Perkenalkan aku pendekatan pembelajaran, namaku pemecahan masalah. Dalam kelasku, muridmu dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimilikinya untuk diterapkan pada pemecahan masaalah yang bersifat tidak rutin. Aspek yang dapat dikembangkan dalam kelasku: penerepan aturan yang tidak rutin, penemuan pola, penggeneralisasian, komunikasi matematik dll. Yang perlu diperhatikan bahwa tingkat kesulitan soal pemecahan masalah harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan muridmu. Bukan hanya itu, dalam kelasku muridmu dituntut memiliki kemampuan untuk mensintesis pengetahuan keterampilan dan pemahaman sehingga akhirnya dapat meyelesaikan masalah. Wahai guru, adakah yang ingin engkau sampaikan?
Guru: Belum ada.
Open-Ended: Perkenalkan, aku pendekatan pembelajaran, namaku Open-Ended. Dalam kelasku, muridmu akan diajak membangun kegiatan interaktif antara matematika dan murid sehingga mengundang murid untuk menjawab permasalahan melalui berbagai macam strategi. Yang perlu diperhatikan dalam kelas ini adalah: kegiatan murid-muridmu harus terbuka (member kesempatan mereka untuk melakukan sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka), kegiatan matematik adalah ragam berpikir, kegiatan mereka dan kegiatan matematik merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Begitu perkenalanku. Ada yang ingin engkau sampaikan?
Guru: Bagaimana untuk membuat permasalahan yang engkau maksud?
Open-Ended: Engkau hamya harus sering berlatih saja dan banyak-banyaklah membaca.
Guru: O, jadi begitu?
Open-Ended: Benar…
Realistik: Perkenalkan, aku pendekatan pembelajaran, namaku realistik. Dalam kelasku, murid-muridmu berikanlah tugas-tugas yang mendekati kenyataan yaitu yang dari dalam diri mereka akan memperluas dunia kehidupannya.
Guru: Lalu prinsipnya seperti apa?
Realistik: Prinsip dalam kelasku adalah: biasanya didominasi oleh masalah-masalah kontekstual, perhatian diberikan pada pengembangan model-model situasi skema dan simbol-simboli, murid memproduksi sendiri dan mengkonstruksi sendiri (yang mungkin berupa algoritma,atau aturan) sehingga dapat membimbing mereka dari level matematika informal mejadi matematika formal, karakeristik pembelajarannya adalah interaktif, membuat jalinan antar topik atau antar pokok bahasan atau antar konsep.
Guru: Apa yang harus aku lakukan sebelum masuk kelasmu?
Realistik: Yang harus engkau lakukan adalah memikirkan bagaimana engkau akan menyampaikan matematika kontekstual sebagai starting point pembelajaran, bagaimana engkau menstimulasi membimbing dan memfasilitasi agar prosedur algoritma, simbol, skema dan model yang dibuat muridmu mengarahkan mereka untuk sampai pada matematika formal. Kemudian bagaimana engkau akan memberi atau mengarahkan kelas, kelompok maupun individu untuk menciptakan caranya sendiri dalam menyeesaikan soal atau menginterpretasikan problem kontekstual sehingga tercipta berbagai macam pendekatan atau metode pnyelesaian atau algoritma, juga tentang bagaimana engkau membuat kelas bekerja secara interaktif sehingga interaksi di antara murid satu dengan lainnya dalam kelompok kecil dan antara anggota-anggota kelompok dalam presentasi umum serta antara murid dan guru, Serta bagaimana engkau membuat jalinan antar topik atau antar konsep di dalam rangkaian topik-topik.
RPP mendekat….
RPP: Wahai guru, apakah engkau telah dapat mengenali semua yang ada dalam diriku?
Guru: Semoga, tentu aku banyak kekurangan dalam memahami dirimu dan semua yang ada padamu, maka maafkanlah aku atas segala salah yang ada.
Matematika: Apakah engkau telah siap masuk kelasku?
Guru: Semoga.. Doakan aku ya?
Pintu kelas matematika di buka oleh guru….
Murid: Selamat pagi guru?
Guru: Selamat pagi murid-muridku semua…Apakah kalian sudah siap dengan pelajaran matematika hari ini?
Murid1: Aku belum siap wahai guruku….
Murid2: Aku belum siap wahai guruku….
.
.
.
Muridn: Aku belum siap wahai guruku…
Guru: Apa yang membuat kalian belum siap?
Murid1: Aku belum sarapan wahai guruku
Murid2: Aku terlambat wahai guruku
.
.
.
Muridn: Aku belum punya buku wahai guruku
Guru: Karena kalian belum siap, maka hari ini kita belum mulai belajar matematika. Untuk itu kita bercerita saja dulu
Guru dan murid terhanyut dalam cerita-cerita yang menarik, kemudian…
Murid1: Wahai guruku, sepertinya aku ingin belajar matematika dengan dirimu…
Murid2: Wahai guruku, sepertinya aku ingin belajar matematika dengan dirimu…
.
.
.
Muridn: Wahai guruku, sepertinya aku ingin belajar matematika dengan dirimu…
Guru:(tercengang, agak kaget) baiklah kalau itu mau kalian. Mari kita belajar matematika bersama-sama.
Murid1: Wahai guruku, aku ingin bertanya apakah matematika itu?
Guru: Wahai muridku tersayang, yang perlu kalian tahu matematika itu adalah sesuatu yang menyenangkan, maka mari kita belajar bersama agar kita dapat megenal matematika itu siapa.
Murid2: Baiklah…Aku percaya padamu
Guru: Jangan. Jangan engkau percaya sepenuhnya kepadaku. Aku juga sama seperti kalian, manusia biasa yang juga bisa membuat kesalahan, maka kita sama-sama belajar, dan saling mengingatkan bila membuat kesalahan.
Murid3: Iya,, guruku…
Guru: Aku ingin bertanya kepada kalian. Apa yang ingin lakukan di kelas ini?
Murid4: Aku ingin belajar matematika yang menyenangkan, membuat aku senang.
Guru: Kata teman kalian, dia ingin belajar matematika yang menyenangkan, membuat dia senang, apakah kalian setuju dengan usulannya?
Murid1:Setuju…Benarkan teman-teman?
Yang lain: Setuju(serempak).
Guru: Wahai pembelajaran, apa yang harus aku lakukan, dengan keadaan kelasku seperti ini?
Pembelajaran: Wahai guru, aku telah menyaksikan engkau berkenalan dengan semuanya, dari silabus hingga semua tentang diriku, meski bukan aku sendiri yang berkenalan denganmu.
Guru: Benarkah begitu pembelajaran?
Pembelajaran: Wahai guru, engkau hanya harus membaca silabus dan membuat RPP dengan materi ajar yang telah engkau olah, juga tentang kegiatan apa yang akan engkau dan muridmu lakukan dalam kelas.
Silabus: Benar, apa yang dikatakan pembelajaran. Aku selalu ada untukmu, guru.
RPP: Aku juga siap membantumu…
Materi ajar: Aku juga…
Metode pembelajaran: Wahai guru, ada aku juga yang siap membantumu. Engkau hanya harus memilih salah satu dariku yang paling cocok engkau terapkan di kelasmu.
Model pembelajaran: Ada aku juga. Engkau juga hanya harus memilih diantaraku yang paling cocok engka terapkan di kelasmu.
Pendekatan: Iya, jangan khawatir aku juga ada di sampingmu. Engkau juga hanya harus memilih diantaraku yang paling cocok engkau terapkan di kelasmu.
Sumber dan media pembelajaran: Hey, ada aku juga lho. Aku juga siap dipanggil kapan saja, bila engkau membutuhkan aku.
Guru benar juga ya? Terimakasih teman-temanku semuanya. Tanpa kalian aku takkan bisa apa-apa.
Semua: Iya, guru, sama-sama. Kami ini kan temanmu, sebagai teman yang baik, kami akan selalu membantu bila ada teman yang membutuhkan.
Guru: Oh…terimakasih Tuhan, engkau telah berikan teman-teman seperti mereka yang siap kapanpun aku butuhkan. Aku teras kecil sekali di sini…
Guru: murid-muridku semuanya…
Murid1: Iya, kami masih menunggumu memberikan kami matematika yang engkau telah janjikan itu.
Guru: Mari kita belajar matematika yang menyenangkan ini…
Semua murid: Iya, wahai guruku….



Sumber :
http://powermathematics.blogspot.com
Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika.2001.Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.Bandung:Penerbit JICA.

Rabu, 06 Mei 2009

Elegi Menggapai Perbincangan Bilangan Prima Positif

Oleh: Nasrul Dyah Daim

Suatu hari bilangan pertama berjalan-jalan sambil melamun memikirkan hidupnya, kemudian tanpa ia sengaja ia bertemu dengan orang tua berambut putih

Bilangan pertama: Wahai orang tua berambut putih,aku ingin bertanya padamu mengapa aku tidak punya banyak teman, aku hanya memiliki seorang teman saja? Sebenarnya siapakah diriku ini?

Orang tua berambut putih:Ehmm....

Bilangan kedua: Sebentar- sebentar orang tua berambut putih, sebelum kau menjawab pertanyaan si bilangan pertama, ijinkan aku untuk bertanya pula. Wahai orang tua berambut putih,aku igin bertanya padamu mengapa aku tidak punya banyak teman, aku hanya memiliki seorang teman saja?Sebenarnya siapakah diriku ini?

Orang tua berambut putih: Ehmmm....

Bilangan ketiga: Sebentar - sebentar orang tua berambut putih, sebelum kau menjawab pertanyaan si bilangan kedua, ijinkan aku untuk bertanya pula. Wahai orang tua berambut putih,aku igin bertanya padamu mengapa aku tidak punya banyak teman, aku hanya memiliki seorang teman saja?Sebenarnya siapakah diriku ini?

Orang tua berambut putih:Ehmm....

Bilangan keempat: Sebentar - sebentar orang tua berambut putih, sebelum kau menjawab pertanyaan si bilangan ketiga, ijinkan aku untuk bertanya pula. Wahai orang tua berambut putih,aku igin bertanya padamu mengapa aku tidak punya banyak teman, aku hanya memiliki seorang teman saja?Sebenarnya siapakah diriku ini?

Bilangan kelima: Sebentar - sebentar orang tua berambut putih, sebelum kau menjawab pertanyaan si bilangan keempat, ijinkan aku untuk bertanya pula. Wahai orang tua berambut putih,aku igin bertanya padamu mengapa aku tidak punya banyak teman, aku hanya memiliki seorang teman saja?Sebenarnya siapakah diriku ini?

.
.
.
.
.

Bilangan ke-n: Sebentar - sebentar orang tua berambut putih, sebelum kau menjawab pertanyaan si bilangan ke n-1, ijinkan aku untuk bertanya pula. Wahai orang tua berambut putih,aku ingin bertanya padamu mengapa aku tidak punya banyak teman, aku hanya memiliki seorang teman saja?Sebenarnya aku juga sudah mendengar pertanyaan- pertanyaan saudara-saudaraku, dan aku ingin bertanya kepadamu lagi wahai orang tua bermabut putih. Selain aku ini merasa sendiri dan tidak banyak teman, aku juga merasa bahwa pasangan hidupku yang juga temanku itu tidak setia kepadaku, padahal aku selalu setia kepadanya. Sebenarnya siapakah diriku ini?

Orang tua berambut putih: Sudah, semua sudah mendapatkan haknya untuk bertanya? Sekarang giliranku untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian semua. Sebenarnya itulah hidup kalian “bilangan prima” yang tidak akan mendapatkan banyak teman, teman kalian hanya seorang yaitu “Satu”. Dan meskipun kalian selalu setia kepada “Satu”, kesetiaan kalian tidak akan pernah terbalas karena “Satu” mempunyai banyak pasangan di dunia ini.

Salah Satu bilangan: O..jadi kami ini dinamai bilangan prima? Wahai orang tua berambut putih, ijinkan aku bertanya mewakili saudara- saudaraku yang lain. Kami ini adalah orang-orang yang terkucilkan, terpinggirkan, apakah kami juga dapat berguna?

Orang tua berambut putih: Tentu saja kalian berguna, tidak ada yang tidak berguna di dunia ini. Akan kuungkapkan salah Satu yang membuat kalian masih ada di dunia ini, karena bilangan-bilangan yang ada sekarang ini adalah hasil hubungan diantara kalian sendiri,meskipun kemudian mereka bukan keluarga kalian.

Salah Satu bilangan: Jadi kami sangat berguna?Wah, berarti kami tidak perlu bersedih lagi karena hidup kami yang seperti ini, wahai orang tua berambut putih?Kami sangat bangga sekarang…

Orang tua berambut putih: Wahai kalian semua bilangan prima, meskipun kalian sangat dibutuhkan, janganlah kalian merasa diri kalianlah penguasa dunia ini, masih ada “Satu” yang akan mengendalikan kalian. Oleh “Satu” lah kalian menjadi istimewa dan mengagumkan. Tanpa “Satu” kalian bukanlah siapa-siapa…

Semua bilangan prima: Iya, kami akan ingat pesanmu wahai orang tua berambut putih, dan semoga kami dapat menjalankan perintah "Satu".
terima kasih…

Orang tua berambut putih: Aku akan menjadi saksi atas apa yang telah kalian katakan padaku ini, sesuai atau tidak hanya "Satu" yang menentukan......

Selasa, 17 Maret 2009

Filsafat dalam Perspektif Sejarah

Sejarah filsafat barat dibagi dalam empat periode yaitu:
  1. Filsafat Klasik
  2. Filsafat Abad pertengahan
  3. Filsafat modern
  4. Filsafat Kontemporer
Zaman Klasik atau lebih dikenal dengan zaman kuno meliputi zaman filsafat pra-Sokrates di Yunani.Lahirnya filsafat Yunani ini diperkirakan pada abad ke-6 SM. Tokoh-tokohnya dikenal sebagai filsuf pertama atau filsuf alam. Yang pertama kali mendapat julukan filsuf di Yunani ini adalah Thales yang kemudian kita kenal sebagai bapak filsafat. Dia mengemukakan bahwa prinsip dasar alam semesta adalah air,karena air itu dapat berubah menjadi berbagai wujud. setelah ada pernyataan tersebut, kemudian para filsuf berganti- ganti mengemukakan pendapatnya. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar alam semesta adalah sesuatu yang paling awal dan abadi. Pythagoras menyatakan bahwa hakekat alam semesta adalah bilangan, Demokritos berpendapat bahwa haskekat alam semsta adalah atom. Anaximenes menyatakan hakekat alam semesta adalah udara, sedangkan Heraklitos menjawabnya dengan api,dia berpendapat bahwa di dunia ini tidak ada yang tetap, semuanya mengalir.

Setelah zaman pra-Socrates, muncul zaman keemasan, yaitu munculnya Sokrates sebagai filsafat manusia yang perhatiannya tidak lagi pada alam tetapi pada manusia. Tokoh filsafat manusia ini adalah Socrates. Socrates ini mengajarkan tentang pencarian kebenaran. Menurutnya "yang benar dan yang baik harus dipandang sebagai nilai-nilai objektif yang dijunjung tinggi oleh semua orang."Pernyataan tersebut bertentangan dengan kaum sofis (Prothagoras),"manusia adalah ukuran untuk segala-galanya."Akibat pernyataannya tersebut, Socrates dihukum mati dengan meminum racun.

Setelah Socrates meninggal, perjuangan filsafat diteruskan oleh Plato (murid Socrates).Dalam filsafatnya, Plato mengatakan bahwa " realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yang hanya terbuka bagi panca indera dan dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita.Dunia pertama adlah dunia jasmani dan yang kedua adalah dunia ide." Pendapat Plato tersebut mendapat kritikan keras dari Aristoteles bahwa yang ada itu adalah manusia-manusia yang konkret, ide manusia tidak terdapat dalam kenyataan. Kemudian Aristoteles ini dikenal sebagai bapak logika yang selalu berpikir secara teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab akibat.

Kemudian masuk pada zaman abad pertengahan. Tokoh pada zaman ini adalah Thomas Aquino yang menekankan pada ketiadaan kompatibilitas antara iman dan ratio, namun ketiadaan kontabilitas itu bersifat psikologis semata. Ciri dari filsafat abad pertengahan adalah semata-mata bersifat keagamaan dan mengabdi pada teologi.

Lalu pada zaman modern. Pada zaman ini, banyak sekali muncul aliran-aliran dalam filsafat. Salah satu pelopor filsafat zaman modern adalah Rene Descartes. Dia merehabilitasi, mengtomisasi kembali rasio yang sebelumnya hanya menjadi budak keimanan, sehingga dia mendapat julukan bapak rasionalism, pada hakekatnya ilmu itu adalah rasional. Tetapi pada perjalananya, rasionalisme ini mendapat pertentangan dari aliran empirisme (David Hume, John Locke). Para kaum empirisme berpendapat bahwa pengetahuan hanya diperoleh dari pengalaman lewat pengamatan empiris. Tetapi pertentangan itu dapat dihentikan dengan munculnya Immanuel Kant. Immanuel Kant dapat mencari jalan tengah atau mensintesis antara rasionalisme dan empirisme yaitu mendefinisikan ilmu sebagai sintesis apriori. Oleh karena itu, Kant memperoleh banyak gelar antara lain rasional, empiris, transenden, juga intuisionism. menurut Kant, pengetahuan merupakan gabungan hasil kerja dua unsur yaitu pengalaman inderawi dan keaktifan akal. Selain dari Kant, aliran intisionism juga muncul dari Brouwer. Menurut Brouwer, dasar dari intuisionisme adalah pikiran. Brouwer mengungkapkan bahwa "tidak ada kebenaran tanpa dilakukan pembuktian".

Kekuatan pengaruh empirisme terhadap pengetahuan semakin besar setelah munculnya aliran Positivisme, Augusst Comte. Positivisme ini berpendapat bahwa satu-satunya pengetahuan yang benar adalah didasarkan pada pengalaman aktual-fisikal.Munculnya bendungan Comte di sungai positivisme ini menandai munculnya filsafat Kontemporer.

Pada perkembangannya, sejarah kemudian dibelokkan yaitu menjadi sejarah materi oleh Karl Mark, yang alirannya disebut materialisme. Aliran ini menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau alam dan dunia fisik adalah satu. Para pengikut materialisme ini kemudian menggabungkan antara sejarah dan materialisme yang dipelopori oleh Maciavelli.
Selain itu, muncul juga aliran seperti pragmatisme.Aliran ini muncul pertama di Amerika dan dipulerkan oleh John Dewey. Menurut Aliran ini, hakekat dari realitas adalah segala sesuatu yang dialami oleh manusia, berarti inti dari realitas adlah pengalaman yang dialami manusia.
Kemudian ada juga aliran hedonisme. Aliran ini bertujuan untuk menghindari kesengsaraan dan menikmati kebahagiaan sebanyak mungkin dalam kehidupan di dunia.
Lalu determinisme, yang menganggap bahwa aturanlah yang mengontrol orang lain. Aliran yang lain adalah nihilisme yang tidak mau tertimpa sifat lain, tidak mau tertimpa sifat apapun, enggan dengan aturan Tuhan, dan mengakui bahwa "diriku bebas dari segala macam aturan". Pengikut aliran ini yang terkenal adalah Sartre.

Demikianlah, sejarah perkembangan filsafat barat......

Sumber bacaan
http://www.powermathematics.blogspot.com
http://library.usu.ac.id/download/fisip-erika.pdf



Rabu, 11 Maret 2009

Refleksi Perkuliahan Pendahuluan Filsafat

Filsafat, Pertanyaan, dan ilmu
Permulaan dari filsafat adalah pertanyaan- pertanyaan. Berfilsafatlah dengan mulai bertanya. Pertanyaan- pertanyaan itu bisa muncul karena keheranan, kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan dalam memahami sesuatu. Maka dengan itu semua orang mulai berfilsafat untuk menemukan jawaban atas pertanyaan- pertanyaannya tadi. Berpikir adalah inti dari filsafat, karena filsafat itu adalah olah pikir. Olah pikir di sini tentunya tergantung batas kemampuan manusia. Jadi ilmu yang diperoleh adalah tentang sampai mana manusia bisa berpikir dan menggunakan pikirannya itu. Ilmu akan berkurang atau bertambah jika kamu berpikir tentang ada dan tiada. Sebenar- benar ilmu adalah antar tesis dan anti- tesis yang pada akhirnya akan dihasilkan sintesis. Ilmu adalah berupa kontradiksi, pertentangan. Dan semua pertentangan, ketidakharmonisan itu terangkum dalam hati. jadi untuk memperoleh ilmu pasti ada pertentangan antara hati dan pikiran. Bila hati dan pikiran dapat diselaraskan, maka ilmu yang diperoleh tentunya akan lebih bermanfaat.''Sejauh-jauh pikiranmu kendalikanlah dengan hatimu''.
Sadar adalah awal dari pengetahuanku, hal ini sejalan dengan pendapat Immanuel Kant yang mengatakan bahwa ilmu adalah sadar tentang arti..

Filsafat....
Kata filsafat berasal dari bahasa Arab 'falsafah' yang dalam bahsa Inggris dikenal dengan 'philosophy' adalah berasal dari bahsa yunani 'philosophia'. Kata philosophia sendiri terdiri dari kata philein yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan.Sehingga menurut asal katanya, filsafat berarti cinta kebijaksanaan.

Menurut Plato, filsafat adalah pengetahuan yang mencoba mencapai pengetahuan tentang kebenaran aasli.Rene Descartes mengemukakan bahwa filsafat adalah kumpulan semua pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan.Lalu menurut Aristoteles,filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu - ilmu metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan).


Area dalam filsafat
Filsafat sendiri mempunyai 3 ruang lingkup:
  1. area hakekat (ontologi)
  2. area metode (epistemologi)
  3. area manfaat (aksiologi)
Yang pertama area hakekat (ontologi). Ontologi adalah cabang filsafat mengenai sifat (wujud) atau lebih sempit lagi sifat fenomena yang ingin kita ketahui, hakekat yang Ada(being, sein) yang merupakan asumsi dasar bagi apa yang disebut sebagai kenyataan dan kebenaran. Tidak ada di bumi ini yang tidak terkena hakekat kecuali ''adalah''."Adalah " tidak dapat didefinisikan.
Kemudian yang kedua adalah area metode( epistemologi). Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode, dan batasan pengetahuan manusia yang bersangkutan dengan kriteria bagi penilaian terhadap kebenaran dan kepalsuan.
Dan yang ketiga yaitu area manfaat (aksiologi). Aksiologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai seperti estetika, etika, atau agama.

Objek filsafat
mengenai objek fisafat , yang dikatakan oleh kebanyakan orang "sepele" itu bukan berarti tiada artinya. Dari yang "sepele-sepele "ini akan didapatkan sesuatu yang sangat berguna dan berarti.
Objek dari filsafat ini bersifat intensif atau dalam, sedalam-dalamnya. Jadi untuk mempelajari filsafat ini objeknya sangat 'dalam', dan tidak ada tolak ukurnya seberapa dalamnya.Selain bersifat dalam, ternyata objek filsafat juga bersifat ekstensif atau luas,seluas-luasnya. Seperti halnya sifat intensif yang tidak ada tolak ukurnya, sifat ekstensif ini juga tidak ada toka ukurnya, seberapa luaskah objek filsafat ini. Jadi dapat disimpulkan di sini bahwa untuk mempelajari filsafat itu tidak ada batasannya, karena objeknya saja tidak ada tolak ukurnya.

Sifat Filsafat yang Radikal
Radix adalah akar, jadi filsafat yang bersifat radikal maksudnya, dalam mempelajari filsafat/ mencari pengetahuan itu harus sampai akar- akarnya, sampai tuntas.Tapi radikalitas di sini dalam pengertian sejauh akal manusia mampu menemukannya, sebab filsafat tidak akan membicarakan yang jelas berada di luar jangkauan akal budi manusia.

Filsafat adalah ilmu tentang aturan-aturan
Filsafat adalah ilmu tentang aturan. Aturan yang dimaksud di sini adalah aturan tentang ketidakteraturan tentang ketidakteraturan.Tapi dalam filsafat tidak ada aturan tentang aturan-aturan.

Socrates dan Plato
Membahas tentang filsafat tanpa membahas tokoh-tokohnya sepertinya kurang lengkap.
Socrates seorang filsuf Athena ini tidak pernah menuliskan filosofinya ataupun mempublikasikannya. Filosofinya adalah untuk mencari kebenaran. Segala macam dilakukan untuk mencari kebenaran itu, sampai-sampai ia mempertanyakan tentang Tuhan guna untuk mencari kebenaran tentang Tuhan itu sendiri.Maka ''aku yang sedang bertanya inilah kepastianku', kata Socrates.''Ide adalah pertanyaan''
Yang berikutnya yaitu Plato.Plato adalah filsuf Athena juga, yang terkenal dengan 'ide'nya. Idea adalah merupakan inti dasar dari seluruh filsafat Plato. Mengenai ilmu, Plato mempunyai pemikiran bahwa ilmu itu sebenarnya sudah ada dalam pikiran kita masing-masing, jadi maksimal atau tidak ilmu yang dipunyai tergantung bagaimana ilmu yang ada itu dipikirkan dan diolah...

Sumber bacaan
http://www.powermathematic.blogspot.com
Surajiyo.2007.Ilmu Filsafat Suatu Pengantar.Jakarta:Bumi Aksara